بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله أولا وأخرا,الحمد لله على كلّ حال ونعمة يا كريم, الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحقّ ليظهر على الد ين كلّه و كفى بالله شهيدا, الحمد لله الذى هدانا لهذا وما كنّا لنهتدي لولا أن هدانا الله.
أشهد أن لاإله إلا الله وحده لا شريك له,وأشهد أنّ محمّدا عبده ورسوله لا نبيّ بعده ولارسول خلفه.
اللهم صلّ على محمّد عبد ك ونبيّك ورسولك النبي الأمي وعلى أله وصحبه وسلم تسليما عد د ما أحاط به علمك وخّط به قلمك واحصاه كتابك وارض اللهم عن ساداتنا أبي بكرالصد ّيق وعمربن الخطّاب الفارق وعثمان بن عفّان ذي النورين وعلي بن ابي طالب كرّم الله وجهه وعن الصحابة أجمعين وعن التابعين وتابعيهم بإحسان إلى يوم الد ين,يوم لا ينفع مال ولا بنون إلا من أتى الله بقلب سليم. صبج ليس بعد ه مساء ومساء ليس يليه صبح.
أما بعد,فيا إخوة الإيمان,اتقواالله حقّ تقاته فإنّ خير الزاد التقوى.
قال الله تعالى تبارك وتقدّس في محكم تنزيله :لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الأخر وذ كر الله كثيرا,وقال أيضا في سورة أخرى: فمن يرد الله أن يهد يه يشرح صد ره للإسلام ومن يرد أن يضله يجعل صدره ضيّقا حرجا كانّما يصعّد في السماء . وقال حبيبنا المصطفى ص.م. : كلّ أمّتي يد خلون الجنّة إلاّ من أبى ,قيل : ومن أبى يا رسول الله؟ قال: من أ طاعني دخل الجنّة ومن عصاني فقد أبى صدق الله العظيم و صد ق رسوله الكريم.
Hadirin, sidang Jum’at Rohimakumulloh!
Kemarin, pada hari Kamis 12 Rabi’ul Awwal 1429 H, kita semua kembali mengenang lahirnya seorang Nabi yang paling mulia, yang karenanyalah Alloh SWT. Menciptakan alam dunia dan seisinya, beliaulah seorang Rosul yang nama dan cahayanya sudah ada sejak awal penciptaan Nabi Adam AS, beliau adalah Rosululloh Muhammad SAW. Rosululloh Muhammad SAW adalah penutup para Nabi dan Rosul. Beliau merupakan manusia pilihan yang Alloh utus untuk menjadi suri tauladan bagi segenap umat manusia, yang ingin mendapatkan rahmat Alloh SWT dan kebahagiaan hakiki di hari akhir kelak. Kemuliaan Rosululloh telah diakui oleh banyak kalangan, hatta seorang Michael Hartpun yang notabene seorang non muslim, menetapkan Rosululloh sebagai manusia nomer satu diantara 100 tokoh yang paling berpengaruh merubah dunia menjadi beradab. Jika demikian halnya, kita selaku umat beliau, tentu harus mau dan mampu menjadikan Rosululloh Muhammad SAW sebagai idola, suri tauladan dan inspirator dalam menjalani kehidupan ini. Namun kita tidak akan pernah mampu menjadikan Rosululloh sebagai uswah hasanah, jika kita belum mengenal beliau dengan detail dan apa adanya. Karena biasanya seseorang itu akan menjadi musuh bagi orang lain atau sesuatu yang belum dikenalinya dengan baik, الناس أعداء ما جهلوا , atau dalam istilah lainnya ‘tidak kenal maka tidak sayang’. Berpijak dari pemikiran tersebut, maka marilah kita berazam untuk lebih bersungguh-sungguh dalam mengkaji dan meneladani kehidupan Rosululloh Muhammad SAW, sehingga pada akhirnya, kita tidak saja hanya mengaku sebagai umat beliau, namun juga akan diakui sebagai umat beliau yang akan mendapat syafaat pada hari Qiyamat yang sangat dahsyat kelak, Amin!.
Ikhwatal Islam, Arsyadakumulloh!
Seperti yang telah kita maklum, bahwa Rosululloh semenjak kecil sudah menjadi yatim piatu, namun demikian beliau tidask lantas menjadi cengeng, manja atau kolokan, beliau mulai ikut berdagang bersama pamannya Abu Tholib ke Syam, pada usia 12 tahun. Muhammad kecil sangat terkenal dengan kehalusan budi pekertinya, sehingga ia digelari Al Amin, pada usia 25 tahun beliau menikah dengan seorang janda kaya raya yang terkesan dengan ahlaqnya, yaitu Khadijah, sang pemilik dagangan yang diperjualbelikan oleh Rosululloh, dari pernikahan penuh berkah inilah, lahir putra-putri beliau yang sangat taat dan mencintai orang tua mereka. Setelah sering melakukan kontemplasi dan refleksi diri di gua Hiro, memikirkan dan merisaukan kondisi masyarakat yang dipenuhi dengan ahlaq yang buruk, akhirnya pada usia 40 tahun, beliau diangkat oleh Alloh untuk menjadi Nabi Dan RosulNya. Dan setelah 13 tahun Rosululloh berda’wah di Makkah Mukarromah, dengan berorientasi pada peneguhan aqidah islamiyyah, namun disayangkan dalam tahapan awal ini, hanya sebagian kecil saja, masyarakat yang mau menerima da’wahnya, maka atas perintah Alloh beliau hijrah ke Madinah Al Munawwaroh, yang pada waktu itu bernama Yatsrib.
Jika suatu saat Alloh menghendaki kita berkunjung ke Madinah Al Munawwaroh, amin, yang paling dulu tampak dari kejauhan adalah Gunung Uhud yang sangat fenomenal itu. Inilah gunung yang oleh Rosululloh dicap sebagai: هذا جبل يحبّنا و نحبّه (inilah gunung yang menyenagi kita dan kitapun menyenanginya). Di Madinah Al Munawwaroh inilah terdapat masjid Nabawi, dan disebelah timur Masjid mulia tersebut terdapat tempat tinggal Rosululloh yang sangat sederhana. Di dalam kediaman beliau tidak terdapat Anjing dan lukisan, karena Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat Anjing dan lukisan (HR.Bukhari).
Sahabat Zaid bin Tsabit berkata: “Anas bin Malik (pelayan Rosululloh) pernah memperlihatkan kepadaku tempat minum Rosululloh yang terbuat dari kayu yang keras, yang dipatri dengan besi, dengan gelas tersebut Rosululloh minum air, perasan kurma, madu dan susu” (HR.Tirmidzi).
Aisyah pernah ditanya, “Apa yang dikerjakan Rosululloh di dalam rumah?, dijawabnya: “Seperti layaknya manusia biasa, beliau menambal bajunya, memerah susu kambingnya dan mengerjakan sendiri pekerjaan rumahnya” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).
Al Aswad bin Yazid berkata: “Aku bertanya kepada ibunda Aisyah, apa yang dikerjakan Nabi di Rumahnya?” Jawabnya, “beliau sibuk dengan pekerjaan keluarganya, tetapi jika mendengar adzan, beliau segera keluar rumah (menuju masjid)”. (HR. Muslim). Rosululloh selalu sholat fardhu dengan berjama’ah di masjid, adapun sholat-sholat sunnah beliau kerjakan di rumah. Beliau berpesan: “Terangilah rumah kalian dengan bacaan al qur’an dan sholat sunnah!”. (HR. Bukhori). Dalam hadits yang lain beliau berwasiat: “Sholatlah kalian (dengan sholat-sholat sunnah) di rumah kalian, jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan!” (HR. Bukhori). Begitu cintanya beliau kepada umatnya, maka beliau sangat menganjurkan kita untuk selalu sholat berjam’ah di masjid, kecuali jika ada udzur syar’i, yaitu sakit atau rasa tidak aman/ketakutan yang beralasan. Beliau juga menjelaskan, orang yang pergi ke masjid dengan berfikiran/beranggapan masih akan mendapatkan sholat berjama’ah dan ternyata sholat jama’ah telah usai dikerjakan, kemudian ia sholat sendiri di Masjid tersebut, maka ia tetap akan mendapatkan pahala berjama’ah. Yang lebih dahsyat lagi, bagi orang-orang mukmin yang selalu sholat berjama’ah ketika sehat, kemudian dia sakit atau ada uzur syar’i, sehingga dia terpaksa harus sholat sendirian, maka dengan kasih sayang Alloh, dia akan tetap mendapatkan pahala berjama’ah, dikarenakan kesungguhannya dalam berupaya menjaga sholat berjama’ah, ketika masih dalam keadaan sehat, Subhanalloh walhamdulillah walailahaillalloh wallouhu akbar!.
Di dalam rumah yang nyaris tanpa perabot mewah tersebut, beliau hidup aman, nyaman, damai sentosa bersama keluarga beliau yang merupakan orang-orang suci. Rosululloh adalah seorang yang sangat mencintai keluarganya, bahkan sebelum beliau diangkat menjadi Rosulpun, khadijah istri beliau menyebut beliau sebagai orang yang gemar menyambung tali kekeluargaan dan selalu berkata benar. Abu Hurairoh berkata: “Pernah Rosululloh berziarah ke makam ibunya, lalu menangis sehingga membuat orang-orang di sekelilingnya ikut juga menangis karena tangisan beliau”, kemudian beliau bersabda: “Aku minta izin kepada Alloh untuk meminta ampunan atas ibuku, tapi tidak diberi izin. Kemudian aku minta izin untuk menziarahi makamnya, lalu aku didizinkan, maka ziarahilah kuburan, karena itu akan mengingatkanmu kepada kematian!”. (HR. Muslim).
Abu Hurairoh juga menceritakan: ketika turun ayat و أنذ ر عشيرتك الأقربين (dan peringatkanlah olehmu kaum kerabatmu yang terdekat!) (QS. Asy Syuara:24), Rosululloh segera memanggil dan mengumpulkan kaum kerabatnya. Ditengah-tengah mereka beliau berkata: “Wahai Bani Abdi Syams, wahai Bani Ka’ab bin Lu’ay selamatkanlah diri kalian dari siksa api neraka, wahai bani Abdi Manaf selamatkanlah diri kalian dari siksa api neraka, wahai bani Hasyim selamatkanlah diri kalian dari siksa api nerak,a wahai bani Abdil Mutholib selamatkanlah diri kalian dari siksa api neraka, wahai Fatimah putriku, selamatkamlah dirimu dari siksa api meraka, karena aku tidak bisa membela kalian kelak di hadapan Alloh, walau kalian kaum kerabatku, kecuali aku akan meneteskan air-air kekeluargaan itu semampuku untuk menjaga hubungan dengan kalian di dunia” (HR. Muslim).
Rosululloh juga tetap berupaya agar pamanya yang telah merawatnya di kala beliau masih belia dan juga membelanya dalam berda’wah, yaitu Abu Tholib, agar mau masuk Islam, bahkan ketika maut sudah mulai menjemputnya, Rosulululloh menalqin pamannya tersebut agar melafadnya syahadat tauhid لا إله إلاّ الله, agar ia mempunyai peluang dan harapan masuk syurga, namun pada akhirnya Abu Tholib meninggal dunia tanpa membawa iman dan tidak mendapat ampunan dari Alloh (at Taubah: 113, al qashsash: 56).
Rosululloh juga sangat sayang terhadap putra-putri beliau. Kalau tiba-tiba datang Fatimah,salah satu putrinya, Rosululloh dengan mesra menuntun dan menciumnya, kemudian menggendongnya sambil bercanda mesra dan mendudukannya di pangkuannya. Ketika ummu Kultsum dan Ruqoyyah dicerai secara paksa oleh Utbah dan Utaibah (keduanya adalah putra Abu Lahab), Rosululloh sabar menghadapi kenyataan pahit ini. Beliaupun sering mengunjungi mereka dan menanyakan keadaan mereka, sebagai ungkapan rasa sayang seoarang ayah kepada putra-putrinya. Anas bin Malik berkata: “Rosululloh sering merangkul putranya yaitu Ibrahim, kemudian mengecup dan menciumnya” (HR. Muslim).
Rosululloh juga merupakan contoh seorang suami yang sangat romantis, mesra dan mengerti perasaan serta pandai membuat bahagia hati para istrinya. Beliau hidup monogami selama 25 tahun bersama seorang istri yang setia dalam suka dan duka, Khadijah Al Kubro. Setelah wafatnya khadijah, lalu beliau berpoligami secara bertahap dengan 10 wanita lainnya, yang semuanya adalah janda kecuali Aisyah binti Abi Bakar, hal ini menunjukkan bahwa beliau berpoligami bukan karena dorongan hawa nafsu namun lebih karena bimbingan wahyu. Beliau sering memanggil Aisyah dengan panggilan mesra Ya ‘Aisy atau Ya Humaero (wahai yang pipinya merah merekah)!
Aisyah meriwayatkan: “Jika Rosululloh mau berpergian, beliau mengundi (di antara para istri beliau), siapa yang keluar namanya, maka dialah yang mendampingi (perjalanan beliau), beliau.menggilir mereka setiap malam dan setiap hari (dengan adil dan bijaksana)” (HR.Muslim). Untuk menyenangkan istrinya, Rosululloh minum dari bekas minumnya Aisyah yang sedang haidh, bahkan beliau juga pernah mandi bersama istrinya dalam satu bejana. Beliau juga mencium istrinya ketika hendak pergi sholat berjama’ah di Masjid tanpa berwudu lagi seperti dalam hadits Aisyah berkata: النبيّ ص.م. قبّل امرأة من نسائه ثمّ خرج إلى الصلا ة و لم يتوضّأ (رواه أبو داود) أَنَّ
Rosululloh bersabda: “Alloh merahmati suami yang bangun malam lalu sholat, kemudian membangunkan istrinya untuk sholat. Kalau ia tidak mau bangun, maka wajahnya diperciki dengan air. Begitu juga sebaliknya, Alloh merahmati seorang istri yang bangun untuk sholat malam, kemudian membangunkan suaminya untuk sholat malam, dan jika ia enggan, maka wajahnya diperciki dengan air”. (HR.Ahmad). Agar kita bisa bangun malam, maka ketika mau tidur kita harus mengikuti tata cara tidurnya Rosululloh SAW. Beliau mengajarkan, “Bila kalian hendak tidur, berwudhulah kalian sebagaimana wudhu untuk sholat dan miringkanlah badan kalian pada sisi sebelah kanan” (HR. Mutafaqqun ‘alaih). Aisyah meriwayatkan: “Rosululloh jika naik ke tempat pembaringan setiap malam, menyandingkan kedua belah tangannya serta meniupmya dan dibacakan diantaranya surat al Ikhlash, al Falaq dan an Naas, kemudian beliau mengusap dengan ke dua belah tangannya itu seluruh tubuhnya. Mulai dari kepala, wajah dan anggota badan lainnya yang bisa diusap. Rosululloh mengulanginya tiga kali.” (HR. Bukhori). Dari Anas bin Malik bahwa Rosululloh SAW ketika menjelang tidur beliau berdo’a:
الحمد لله الذي أطعامنا وسقانا وكفانا وأوانا فكم ممن لا كافي له ولا مؤوي
“Segala puji bagi Alloh yang telah memberi makan dan minum, menjaga kita serta mencukupi segala kebutuhan kita, betapa banyak orang yang tidak tercukupi kebutuhannya dan tidak punya tempat tinggal” (HR. Ahmad). Dan diriwayatkan dari Abi Qotadah, bila Rosululoh datang dari berpergian tengah malam, beliau tidur miring pada sisi kanan dan apabila beliau pulang dari berpergian setelah mendekati waktu shubuh, beliau tidak tidur, beliau hanya memiringkan lengannya sambil meletakkan kepalanya di atas telapak tangan (HR. Muslim).
Abu Hurairoh menceritakan, Rosululloh selalu sholat malam sampai kakinya bengkak. Kemudian Aisyah bertanya: “Mengapa engkau melakukannya sampai begini, padahal dosa-dosamu sudah diampuni oleh Alloh?” Apa jawab beliau:
أفلا أحبّ أكون عبدا شكورا (Tidakkah aku senang jika menjadi hamba yang pandai bersyukur?) (HR. Ibnu Majah). Diriwayatkan dari al Aswad bin Yazid, “Aku bertanya kepada Aisyah, bagaimana Rosululloh mengerjakan sholat malam?, Aisyah menjawab: “Beliau tidur agak awal, lalu bangun di tengah malam. Kalaupun beliau punya hajat kepada istrinya, beliau laksanakan. Dan ketika mendengar adzan, beliau bangun. Kalau junub, beliau mandi lalu bergegas ke masjid” (HR. Bukhori). Rosululloh jika sholat malam (sunnah) sendirian bukan main lamanya, namun jika sholat fardhu berjama’ah di masjid beliau mempercepat sholatnya, karena memahami keadaan makmumnya yang beragam. Setelah sholat shubuh berjama’ah, Rosululloh duduk berdzikir sampai Matahari terbit, kemudian sholat dua rokaat (sholat Isyraq) (HR. Jabir bin Samurah). Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik beliau bersabda: “Barang siapa sholat shubuh berjamaah, lalu duduk berdzikir kepada Alloh sampai matahari terbit kemudian sholat dua roka’at, maka ia mendapat pahala haji dan umrah sempurna, sempurna, sempurna” (HR. Muslim).
Ketika pagi beranjak siang dan Matahari sudah mulai menampakkan wajahnya, sinarnyapun sudah menyapa wajah-wajah penduduk dunia nan fana, itulah waktu Dhuha. Waktu memulai segala aktifitas dunia, waktu kerja dan beramal sholeh, waktu untuk memeras keringat dan membanting tulang. Rosululloh menggunakan kesempatan ini untuk menerima utusan (tamu), mengajar dan bersilaturrahmi. Aisyah ditanya, “Apakah Rosululloh selalu sholat Dhuha ?” jawabnya: “Ya, sebanyak 4 roka’at, dan beliau menambah lagi berapa saja yang beliau mau” (HR. Muslim). Di samping sebagai sarana untuk memohon rizki, sholat Dhuha berfungsi juga sebagai kaffarat atau menggantikan kewajiban kita untuk bershodaqoh setiap hari kepada 360 persendian, yang menyebabkan anggota-anggota tubuh kita bisa bergerak.
Ikhwani Fillah, a’azzakumulloh!
Al Husain bin Ali bin Abi Tholib, cucu Nabi, menceritakan bagaimana keagungan kakaeknya tersebut dalam sebuah riwayat, “Aku bertanya kepada Ayah (Ali bin Abi Tholib) tentang bagaimana Rosululloh di tengah-tengah sahabat dan umatnya”. Ayah berkata: “Rosulululloh selalu menyenangkan, santai dan terbuka, mudah berkomunikasi dengan siapapun, lemah lembut dan sopan, tidak keras dan tidak terlalu lunak, tidak pernah mencela, tidak pernah meuntut dan menggerutu, tidak mengulur-ulur waktu dan tidak tergesa-gesa. Beliau meninggalkan 3 hal : riya, boros dan sesuatu yang tidak berguna. Dan tidak pernah mencaci seseorang dan menegur karena kesalahannya, tidak mencari kesalahan orang lain, tidak berbicara kecuali yang bermanfaat dan berpahala. Kalau beliau berbicara, maka yang lain diam menunduk seperti ada burung di atas kepalanya, tidak pernah disela atau dipotong pembicaraannya, membiarkan orang menyelesaikan pembicaraannya, tertawa bersama mereka yang tertawa, heran bersama orang yang heran, rajin dan sabar menghadapi orang asing yang tidak sopan, segera memberi apa-apa yang diperlukan orang yang berkesusahan, tidak menerima pujian kecuali dari orang yang pernah dipujinya” (HR. Tirmidzi).
Diriwayatkan oleh al Barra’ bin Azib RA: “Setahuku, Rosululloh itu adalah orang yang paling tampan wajahnya, paling bagus ahlaqnya. Tidak tinggi sekali dan juga tidak pendek” (HR. Bukhori). “Rosululloh adalah orang yang sedang (tingginya), jarak antara kedua bahunya menandakan beliau lelaki yang gagah, rambutnya panjang menyentuh ujung telinganya, Aku melihat (wajahnya) kemerah-merahan. Belum pernah aku melihat sesuatu yang lebih bagus dan indah dari Rosululoh”.
Dari Abi Ishaq as Sabi’I bahwasanya seseorang pernah bertanya kepada al Barra’ bin Azib, “Adakah wajah Rosululloh seperti pedang (mengkilat)?” dijawabnya, “Tidak, tetapi (beliau) seperti bulan Purnama”. Kumis Rosululloh sangat tipis, jenggotnya dibiarkan terurai panjang, bulu ketiak dan bulu kemaluannya selalu di bersihkan, minimal 40 hari sekali. Beliau tidak suka memanjangkan kuku tangan maupun kaki. Beliau pernah menggunakan pacar/celak di bulu mata, sering menggunakan siwak terutama ketika hendak sholat, gemar memakai wangi-wangian, pendek kata, Rosululloh sangat memperhatikan kebersihan hati, badan, dan lingkungan.
Rosululloh sangat supel dalam bergaul dengan para tetangganya, Rosululloh juga seorang yang pemberani, jika beliau ikut perang maka beliau tampil di barisan yang paling depan sebagai panglima yang gagah berani dan disegani.Beliau juga suka bercanda namun tidak dengan dusta. Kalau beliau harus marah, marahnya pun karena Alloh, ikhlas dan dengan cara yang tidak merendahkan harga diri orang yang dimarahinya, maka orang yang dimarahinyapun akan bisa menerima dengan lapang dada. Rosululloh seringkali menangis, bukan karena keadaan materi beliau yang kurang, namun karena khawatir dan risau memikirkan bagaimana nasib keluarga, sahabat dan umatnya kelak, ketika berada di depan mahkamah Alloh. Beliau juga jujur, cerdas secara Iq, emosional dan spiritual, selalu menunaikan amanah yang diembannya, tidak pernah curang, menipu dan korupsi, karena beliau adalah Imam orang-orang yang Zuhud.
Hadirin sidang jum’at arsyadakumulloh!
Sebagai renungan dalam khutbah ini, marilah kita simak dua sabda baginda Nabi Muhammad SAW:
من أصبح أمنا في سربه معافى في جسده, عنده قوت يومه, فكأنما حيزت له الد نيا بحذافيرها
“Barang siapa yang berada dalam keadaan aman di tengah kaumnya, sehat tubuhnya, ada yang akan dimakan hari itu, maka sepertinya dunia telah digiring kepadanya dengan segala isinya” (HR. Tirmidzi).
عن أبي مسعود رضى الله عنه, عن النبي ص.م. أنّه قال: لا يد خل الجنّة من كان في قلبه مثقال ذرّة من كبر, فقال رجل: إنّ الرجل يحبّ أن يكون ثوبه حسنا و نعله حسنة, فقال: إنّ الله جميل ويحبّ الجمال, الكبر بطرق الحقّ و غمط الناس
Dari Ibnu Mas’ud RA, dari Rosululloh SAW, bahwasanya beliau bersabda: “Tidak akan masuk syurga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walaupun sekecil partikel atom”, seorang laki-laki berkata: “Ya Rosulalloh, ada seseorang yang pakaian dan sandalnya bagus!”, beliau bersabda: “Alloh itu Maha Indah dan mencintai keindahan, kesombongan adalah ketika seseorang menolak kebenaran dan merendahkan orang lain!”. (HR. Muslim). Wallohu a’lam bishshowab.
Demikian gambaran sekilas tentang pribadi Rosululloh SAW, semoga menambah niatan kita untuk lebih mencintai dan meneladani beliau, dan semoga di hari kelak, kita diperkenankan untuk bersama dengan Beliau, Amin Ya Mujiibassaailiin.
با رك الله لي و لكم في القران الكريم, ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذ كر الحكيم, تقبّل الله مني ومنكم تلاوته هو السميع العليم, واستغفروا ربّكم وتوبوا إليه إنّه هو الغفور الرحيم.
*Disampaikan oleh Mr. MIM dalam khutbah Jum’at, 13 Rabi’ul Awwal 1429H, di Jami’ Darunnajah Cipining Bogor