Jumat, Maret 21, 2014
Ingin Bahagia?, Pegang Teguh Agama Allah SWT
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
إنّ الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستغفره، ونؤمن به ونتوكّل عليه ونتوب إليه، ونعوذ به من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا. فمن يرد الله أن يهديه يشرح صدره للإسلام، فمن يرد أن يضلّه يجعل صدره ضيّقا حرجا كأنّما يصعّد في السماء.
أشهد أن لاإله إلاّ الله وحده لاشريك له، صدق وعده ونصر عبده. وأشهد أنّ محمّدا عبده ورسوله، لا نبيّ بعده ولارسول خلفه.
اللهمّ صلّ على سيدّنا محمّد، عبدك ونبيّك ورسولك النبيّ الأميّ، وعلى أله وصحبه وسلّم تسليما، عدد ما أحاط به علمك وخطّ به قلمك واحصاه كتابك، وارض اللهمّ عن ساداتنا أبي بكر وعمر وعثمان وعلى وعن الصحابة اجمعين وعن التابعين وتابعيهم باحسان الى يوم الدين، يوم لا ينفع مال ولا بنون إلاّ من أتى الله بقلب سليم.
أمّا بعد. فيا اخوة الإيمان، اتّقوا الله حقّ تقاته ولاتموتنّ إلاّ وأنتم مسلمون.
قال الله تعالى وتبارك وتقدّس في محكم تنزيله: أعوذ بالله السميع العليم من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم:
يا أيّها الذين أمنوا اتّقوا الله وقولوا قولا سديدا، يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم، ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما. وقال حبيبنا المصطفى محمّد ص.م. : كلّ أمّتي يدخلون الجنّة إلاّ من أبى، قيل : ومن أبى يا رسول الله؟ قال: من أطاعني دخل الجنّة ومن عصاني فقد أبى. صدق الله العظيم و صدق رسوله الكريم.
Hadirin sidang jum’at, Arsyadakumullah!
Pada kesempatan yang penuh berkah ini, marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah yang Maha Ghofur. Syukur artinya menggunakan segala karunia Allah sesuai kehendak dan keinginan Allah SWT, atau dalam bahasa Arabnya الشكر هو صرف النعم على إرادة المنعِم.
Juga, khotib berwasiat kepada diri sendiri dan segenap hadirin untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Taqwa kepada Allah berarti الإمتثال بأوامر الله و اجناب نواهيهyaitu menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi seluruh larangan-Nya.
Dengan ketaqwaan kepada Allah SWT niscaya kita akan menjadi manusia mulia disisi-Nya, akan mendapatkan solusi dari setiap permasalahan yang ada, mendapatkan karunia rizki dari jalan yang tidak terduga serta cara yang tidak disangka. Orang yang bertaqwa juga akan mendapatkan keberkahan dari langit dan bumi, akan memiliki persaudaraan yang sejati dan mempunyai bekal hakiki untuk kehidupan akherat nan abadi.
Hadirin sidang Jum’at, a’azzakumullah!
Sebagian manusia berpandangan bahwa dirinya akan bahagia, sukses dan berjaya jika memiliki harta-benda yang melimpah-ruah, namun pertanyaannya kalau memang demikian adanya, mengapa Qorun yang notabene sang hartawan di masanya, justru mati terhina ditelan bumi?.
Mereka inilah yang disindir oleh Allah dalam Al Qur’an:
الّذي جمع مالا وعدّده ، يحسب أنّ ماله أخلده
Sebagian manusia juga berkeyakinan bahwa dirinya akan bahagia, sukses dan berjaya ketika bisa memiliki pangkat jabatan dan kekuasaan yang tinggi, namun pertanyaan kritis yang perlu diajukan adalah jika benar demikian halnya, mengapa Fir’aun yang pada zamannya menjadi Raja yang sangat berkuasa, justru akhirnya mati terhina tenggelam di laut Merah?.
Sebagian manusia ada yang berfikiran bahwa dirinnya akan bahagia, sukses dan berjaya dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kecanggihan tehnologi dan tingginya peradaban, sekali lagi mari kita bertanya, seandainya hal ini benar, mengapa kaum Ad dan kaum Tsamud yang pada waktu itu sudah maju dari sisi ilmu pengetahuan dan peradaban, justru mereka ditimpa adzab hujan batu dan amukan petir yang sangat mengerikan?.
Jawabanya adalah bahwa kebahagian hakiki sesungguhnya hanya dapat diperoleh dalam Agama Islam sebagai agama yang sempurna lagi paripurna.
Hadirin sidang Jum’at, Rahimakumullah!
Allah SWT telah menciptakan aneka mahluq beserta tempat kebahagiaanya. Allah SWT telah menciptakan Ikan, dan Ikan akan senantiasa bahagia, sukses dan berjaya selama dia masih berada di dalam air. Ketika Ikan sudah keluar dari air, sangat mungkin dia akan mati kekeringan.
Allah SWT telah menciptakan Cacing, dan Cacing akan senantiasa bahagia, sukses dan berjaya ketika dia masih mau berada di dalam tanah. Ketika Cacing mencoba keluar dari tempat-tinggalnya, kemungkinan besar yang terjadi dia akan mati kepanasan.
Allah SWT telah menciptakan Burung, dan Burung ini akan senantiasa bahagia, sukses dan berjaya ketika dia masing terbang bebas di udara. Jika Burung hinggap di daratan, bisa jadi dia akan ditangkap dan akhirnya hidup merana dan sengsara terbelenggu dalam sangkarnya.
Lantas pertanyaan pentingnya adalah di mana letak kebahagian manusia sebagai mahluq Allah yang paling mulia?, apakah di air seperti Ikan?, di dalam tanah seperti Cacing?, atau di udara seperti Burung?.
Jawabannya: kita akan senantiasa bahagia, sukses dan berjaya di manapun dan kapanpun kita berada, selama kita mau dan mampu Istiqomah memegang teguh dan menjalankan dengan sungguh-sungguh ajaran Agama Allah SWT.
Hadirin, ikhwatal iman!.
Ada 4 macam dan tingkatan petunjuk dalam hidup ini:
Pertama, gharizah, ilhaamum fithriyun atau instinc. Petunjuk ini diberikan kepada seluruh manusia, baik yang tua, muda, remaja termasuk balita, bahkan hewanpun memilikinya. Contoh: ketika lapar maka otomatis ada keinginan untuk makan, ketika haus maka timbul keinginan untuk minum, termasuk hasrat untuk mencintai lawan jenisnya adalah bagian dari instinc atau naluri.
Kedua, alhawaasul khomsah (panca indera), yaitu mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk bernafas dan mencium, lidah untuk mengecap rasa dan kulit untuk meraba serta merasa. Dengan panca indera ini kehidupan manusia menjadi lebih sempurna di banding dengan fase sebelumnya.
Bayangkan sekiranya Allah SWT tidak mengaruniakan panca indera yang sempurna kepada kita. Betapa sedihnya kita menjalani kehidupan ini. Dalam pelajaran Muthola’ah dikisahkan seorang anak yang buta mengadu kepada ibunya:
يا أمّي ما شكل السماء؟، و ما الضياء و ما القمر؟، بجمالها تتحدثون ولا أرى منها الأثر.....
‘Wahai ibuku, bagaimanakah bentuk langit?, seperti apakah Matahari dan Bulan itu?, kalian saling membicarakan keindahannya, namun bagiku semuanya hanya gelap-gulita…..!’.
Ketiga, ‘aql (akal fikiran), dengan akal fikirannya maka manusia memiliki daya inovatif, kreatif dan produktif. Sebagaimana kita saksikan, manusia bisa menciptakan pesawat terbang sehingga bisa mengudara di angkasa meskipun tidak memiliki sayap seperti burung. Manusia juga mampu menciptakan kapal laut/kapal selam, sehingga bisa berada di lautan berjam-jam, berhari-hari bahkan berbulan-bulan, meskipun tanpa ingsan yang dimiliki ikan.
Pendek kata, singkat cerita dengan akal fikiran ini manusia menjadi lebih sempurna hidupnya dari pada mahluq-mahluq lainnya.
Apakah hidup ini hanya cukup dengan instinc, panca indera dan akal saja?, ternyata tidak, mengapa demikian?, karena bagaimanapun juga kehebatan akal fikiran manusia akan ada batasnya. Akal fikiran manusia tidak akan pernah sanggup memikirkan hal-hal ghaib seperti adanya alam barzah, pedihnya siksa neraka dan indahnya nikmat syurga. Di sinilah letak pentingnya petunjuk yang keempat, yaitu hidayatullah, petunjuk agama Islam.
Orang pintar kalau tidak benar pasti akan nyasar. Orang berilmu kalau tidak mengenal Yang Maha Tahu maka tidak akan pernah ketemu. Orang pandai kalau kalau tidak dekat dengan Allah akan semakin lalai.
من ازداد علما ولم يزدد هدى فلم يزدد من الله إلاّ بعدا
Ikhwani fillah, ahabbakumullah!
Sejarah masa lalu telah mengajarkan kepada kita betapa mahalnya nilai hidayah Islam ini. Kita tahu bahwa nabi Nuh AS yang berda’wah di jalan Allah sekitar 500 tahun, namun putranya yang bernama Kan’an tidak mendapatkan Islam. Kita juga masih ingat, betapa nabi Ibrahim AS selakau jaddul Anbiya (nenek moyangnya para Nabi), yang mendapat gelar Kholilullah (kekasih Allah), namun ayahnya yang bernama Azar juga tidak tercerahkan dengan hidayah Islam, justru dia menjadi shonnaam (pembuat patung berhala). Bahkan, subhanallah, Rasulullah Muhammad SAW yang merupakan Rasul terakhir, pemimpin seluruh Nabi dan Rasul, manusia termulia di dua alam, namun beliau juga tidak sanggup mengislamkan pamannya yang selalu mencintai dan membelanya, yaitu Abu Thalib.
Hal ini seperti yang Allah firmankan dalam Q.S. Al Qashash, ayat 56:
إنّك لا تهدى من أحببت و لكنّ الله يهدى من يشاء وهوأعلم بالمهتدين
“Sesungguhnya kamu (wahai Muhammad) tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk!”.
Dan fakta hari ini, seperti yang khotib dapatkan informasi dari metro tv dalam sebuah acara di bulan Ramadhan beberapa tahun silam, disebutkan bahwa dari 7 milyar penduduk bumi, hanya sekitar 2 milyar yang mendapatkan hidayah Islam, kurang-lebih 5 milyar manusia masih dalam kekafiran mereka, baik dalam agama samawi yang sudah mereka rubah seperti Yahudi dan Nashrani, ataupun dalam agama-agama ardhi yang merupakan hasil daya cipta manusia. Untuk mendalami hal ini hendaknya kita membaca kitab Muqooronatul Adyan (Perbandingan Agama-Agama).
Hadirin sidang jum’at, ahabbakumullah!.
Tingkatan keberagamaan seorang muslim terdiri dari 3 fase; Islam, Iman dan Ihsan. Orang yang sudah dengan rela hati mengikrarkan dua syahadatain yaitu syahadah tauhid dan syahadah Rasul berarti dia telah masuk Islam. Namun ini belum cukup,karena banyak orang yang mengaku muslim, KTP-nya Islam tapi dia belum mau sholat dan shoum, berarti dia belum memiliki iman. Berarti dia belum menjadi mu’min.
Cukupkah kita menjadi muslim dan mu’min saja?, belum. Bukankah Rasulullah menjelaskan betapa banyak orang yang sholat namun tidak mendapatkan apa-apa dari sholatnya kecuali kepayahan dan keletihan. Dan banyak sekali orang yang berpuasa namun dia tidak memperoleh apa-apa dari shoumnya kecuali hanya rasa lapar dan dahaga. Hal ini terjadi karena mereka belum mempunyai ihsan. Ihsan maknanya أن تعبد الله كأنّك تراه وإن لم يكن تراه فإنّه يراك, maksudnya: engkau beribadah kepada Allah, seolah-olah engkau melihat-Nya, dan jika engkau belum mampu melihat-Nya, maka yakinilah bahwa Allah selalu melihatmu!.
Agar ibadah kita diterima oleh Allah maka harus memenuhi dua syarat utama; ikhlas lillahi ta’ala dan ittiba’ sunnah Rasulullah SAW. Memang betul sabda Rasul bahwa orang yang mau memegang teguh ajaran Islam di akhir zaman ini, seperti orang yang memegang bara dalam kegelapan. Kalau dia lepaskan bara tersebut, dia akan tersesat dalam gelap-gulita, namun jika dia pegang terus bara itu, niscaya tangannya akan mengelupas kepanasan!. Masya Allah!
Akhirnya marilah kita berdoa’a agar Allah SWT memberikan kemauan dan kemampuan kepada kita untuk istiqomah dalam memegang teguh dan menjalankan syariat agama-Nya. Aamiin!.
با رك الله لي و لكم في القران الكريم, ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذ كر الحكيم, تقبّل الله مني ومنكم تلاوته وهو السميع العليم, واستغفروا ربّكم وتوبوا إليه إنّه هو الغفور الرحيم.
الخطبة الثانبة :
الحمد لله أوّلا وأخرا، الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحقّ ليظهره على الدين كلّه وكفى بالله شهيدا، الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنّا لنهتدي لولا أن هدانا الله. من يّهده الله فلا مضلّ له ومن يضلله فلا هادي له.
أشهد أن لاإله إلاّ الله وحده لا شريك له، إيّاه نعبد وإيّاه نستعين. وأشهد أنّ محمّدا عبده ورسوله، إمام المجاهدين، سيّد الأوّلين والأخرين.
أما بعد، فيا إخوة الإيمان، اتقواالله حقّ تقاته ولا تموتنّ إلاّ و أنتم مسلمون، وتزوّدوا فإنّ خير الزاد التقوى.
إنّ الله وملائكته يصلّون على النبى، يأيّها الذين أمنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما. أللهمّ صلّ و سلّم وبارك على محمّد وعلى أله, وارض اللهمّ عن كلّ صحابة رسول الله أجمعين.
اللهمّ اغفر للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات، إنّك سميع قريب مجيب الدعوات، يا قاضي الحاجات!.
اللهمّ إنّك تعلم، أنّ هذه القلوب قد اجتمعت على محبّتك، والتقت على طاعتك وتوحّدت على دعوتك وتعاهدت على نصرة شريعتك، فوثّق اللهمّ رابطتها و أدم ودّها واهدها سبلها واملأها بنورك الذى لا يخبو، واشرح صدورها بفيض الإيمان بك وجميل التوكّل عليك، و أحيها بمعرفتك و أمّتها على الشهادة في سبيلك، إنّك نعم المولى ونعم النصير!.
اللهم إنّا عبيدك بنو عبيدك بنو إمائك، نواصينا بيدك ماض فينا حكمك، عدل فينا قضائك، نسألك اللهمّ بكلّ اسم هو لك، سمّيت به نفسك أو أنزلته في كتابك أو علّمته أحدا من خلقك أو استأثرت في علم الغيب عندك، أن تجعل القرأن ربيع قلوبنا ونور صدورنا وجلاء أحزاننا وذهاب همومنا و غمومنا!.
اللهمّ رحمتك نرجو فلا تكلنا إلى نفسنا طرفة عين، و أصلح لنا شأننا كلّه لا إله إلاّ أنت سبحانك، إنّا كنّا من الظّالمين!.
اللهمّ اقسم لنا من خشيتك ما تحول به بيننا وبين معصيتك ومن طاعتك ما تبلّغتا بها جنّتك ومن اليقين ما تهوّن علينا مصائب الدنيا، اللهمّ متّعنا باسماعنا وأبصارنا وقوّتنا ما أحييتنا، واجله الوارث منّا واجعل ثأرنا على من ظلمنا وانصرنا على من عادانا، ولا تجعل مصيبتنا في ديننا ولاتجعل الدنبا أكبر همّنا ولا مبلغ علمنا، ولا تسلّط علينا بذنوبنا من لا يخافك ولا يرحمنا، يا أرحم الراحمين!.
ربّنا تقبّل منّا إنّك أنت السميع العليم وتب علينا إنّك أنت التوّاب الرحيم!.
ربّنا أتنا في الدنيا حسنة و في الأخرة حسنة وقنا عذاب النار!.
عباد الله، اقيموا وجوهكم للدين حنفاء، واستعينوا بالصبر والصلاة، إنّ الصلاة تنهى عنّ الفحشاء والمنكر، وأنفقوا خيرا لأنفسكم، و الله يعلم ما تصنعون، أقيموا الصلاة!
Darunnajah 2 Cipining Bogor, Kamis 18 Jumadal Ula 1435 H / 20 Maret 2014 M, disampaikan oleh Abu Ezzat El Wazira Muhlisin Ibnu Muhtarom Ibnu Atmowarsan di Masjid Jami’ Nurul Iman Sudimara Timur, Cileduk, Tangerang.
Langganan:
Postingan (Atom)